LUWU-Aktivis Rumah Ladang Ide,kembali menggelar bincang santai terkait distribusi guru di kabupaten Luwu .
Hasil bincang aktivis Rumah Ladang Ide tersebut merekomendasikan bahwa distribusi gurus mengacu pada Peraturan Bupati(Perbub) yang telah ada.
Ismail Ishak, salah satu aktivis Forum Pemuda Pemantau Kinerja Eksekutif & Legislatif (FP2KEL)menyebut ,jika melihat kondisi distribusi guru saat ini memang masih mengalami ketimpangan. Ada sekolah yang memiliki guru ASN yang berlebihan, namun ada juga sekolah yang memiliki hanya 1 guru ASN-nya sekaligus merangkap jadi kepala sekolah.
Contoh ada Sekolah Dasar di Bajo yang saat ini memiliki guru ASN sebanyak 11 orang. Ini tentu kelebihan guru.
“Model distribusi guru seperti ini harus dikurangi dan didistribusikan ke SD yang kekurangan guru”tutur Ismail ,Selasa (31/3/2020)
Sementara ,Ridwan Bakokang salah satu anggota komisi 1 DPRD Luwu sepakat untuk ikut serta menata pendistribusian guru sesuai Perbup.
“Hal ini demi untuk menjaga kualitas keluaran sekolah. Terutama sekolah di pinggiran pegunungan, pada umumnya kekurangan guru. Insha Allah ke depan jika masalah pandemi corona tuntas, kami usul untuk membicarakan masalah ini dengan unit kerja yang menanganinya di DPRD Luwu.Dan mendorong segera mengimplementasikan Perbup distribusi guru tersebut”kata Politisi dari PDIP ini.
Terkait distribusi guru di kabupaten Luwu, Direktur Rumah Ladang Ide ,Boy Hasid , sangat menyesalkan dengan kondisi distribusi guru yang ada saat ini.
Menurut Boy, selama ini lembaga yang dipimpinnya Latimojong -30 bersama KINERJA -USAID telah mendorong terkait dibuatnya Peraturan Bupati Luwu tentang distribusi guru berdasarkan SKB 5 Menteri.
“Saya heran dengan sikap pemerintah daerah yang nampak kurang serius dengan masalah ini.Disisi lain ada harapan besar untuk meningkatkan mutu pendidikan. Ini namanya berkhayal.Entah mengapa APBD- DAU kita kurang berpihak”ketusnya.
Boy berharap, sekolah itu jangan sekadar membahas kepala sekolah. Tapi kualitas keluaran sekolah khususnya SD yang diutamakan, dan salah satu variabel penting adalah guru
“Apa salahnya mengalokasikan dana APBD- DAU untuk peningkatan kualitas sektor pendidikan.Sebab distribusi guru ini tentu butuh dana” ketus Boy Hasid (*)
Komentar