oleh

Akad Nikah, Ditengah Pengungsian Banjir Bandang Masamba

-Luwu Utara-174 views

LUWU UTARA- Pasca banjir bandang yang melanda enam kecamatan di Luwu Utara, Sulawesi Selatan pada Senin (13/07/2020) malam, membuat ribuan warga mengungsi di sejumlah titik.

Para pengungsi mendiami tenda-tenda darurat dan sebagian mengungsi di gedung pemerintah dan rumah ibadah serta rumah kerabat.

Ditengah hiruk pikuk pengungsian, ada sepasang kekasih yang harus melangsungkan pernikahannya di Meli, Kecamatan Baebunta, ia adalah Aswin dan Wanti Anastasya. Aswin adalah warga Dusun Pebata Desa Meli, dan mempelai wanita, Wanti Anastasya warga Dusun Manangi, Desa Meli. Keduanya menikah setelah dijadwalkan jauh hari sebelum banjir bandang tiba.

Menurut warga setempat, Hasma mengatakan setelah akad nikah di kediaman mempelai wanita, di Dusun Manangi Desa Meli, Kecamatan Baebunta, keduanya kemudian ke camp pengungsian mempelai pria.

“Mereka akad nikah sekitar jam 10.00 wita, di rumahnya mempelai perempuan, karena perempuan tidak terdampak rumahnya di Dusun Manangi di Desa Meli juga. Cuma mempelai laki-laki mengungsi di perkebunan kelapa sawit, jadi mereka ke camp pengunsian,”kata Hasma saat dikonfirmasi, Kamis (23/07/2020).

Hasma mengatakan sejak banjir, rumah Aswin rusak dan terendma lumpur sehingga harus mengungsi ke tenda pengungsian, sedangkan Wanti rumahnya meski tergenang banjir tetapi hanya sebagian saja.

“Beruntung karena mempelai perempuan rumahnya tidak terendam seperti rumah lainnya, kecuali rumah mempelai laki-laki terendam lumpur jadi harus mengungsi,” ucap Hasma.

Pernikahan dua sejoli ini membuat suasana ramai dan haru, sejumlah relawan, petugas kepolisian ikut menyaksikan pernikahannya.

Banjir bandang di Luwu Utara terjadi setelah meluapnya tiga sungai yakni Sungai Rongkong di Kecamatan Sabbang, Sungai Meli di Kecamatan Baebunta dan Sungai Masamba di Kecamatan Masamba.

Sebanyak 38 korban dinyatakan meninggal dunia dalam kejadian ini, Kepala Seksi Operasi Kantor Basarnas Makassar, Rizal mengatakan korban banjir bandang meninggal dunia di Luwu Utara, Sulawesi Selatan, hingga Senin (20/07/2020) pagi sudah ditemukan 38 orang, jumlah korban selamat sebanyak 1.590 orang dan warga hilang dalam pencarian sebanyak 9 orang.

Banjir Luwu Utara yang terjadi akibat meluapnya tiga sungai yakni Sungai Rongkong di Kecamatan Sabbang, Sungai Meli di Radda Kecamatan Baebunta dan Sungai Masamba di Kecamatan Masamba menurut Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah disebabkan karena faktor cuaca iklim yakni curah hujan tinggi.

“Daerah Aliran Sungai yang ada di Luwu Utara kalau dilihat dari kondisi air setiap hari diatas itu sangat terjaga, cuma memang hasil analisa melihat bahwa ada satu masalah di hulu dengan kelerengan yang curam tidak didukung dengan agregat tanah yang kompak,” ucap Nurdin.

Nurdin menyebut dengan kondisi itu kita bisa melihat bahwa tanah itu daya ikatnya sangat rendah, dan lempung berpasir.

“Dukungan yang sangat besar adalah curah hujan, tiga hari berturut-turut tanpa henticurah hujannya antara 100 hingga 200 mm, jadi memang sangat tinggi, sehingga ini adalah pelajaran bagi kita semua. Yang harus dilakukan adalah normalisasi sungai, yang kedua harus kita memikirkan masyarakat yang hidup di bantaran sungai, yang ketiga aktivitas yang ada di atas hulu harus dievaluasi,” jelas Nurdin(AM)

Komentar

News Feed